b. Malik
>> Friday, July 9, 2010
sebelumnya
Dalam Al-Qur'an kata Malik siartikan dengan pemilik seperti terlihat dalam surat Ali Imran (3) ayat 26, dan diartikan Raja seperti terlihat dalam surat Al-Fatihah (1):3, An-Nas(114):2, Yusuf(12) ayat 76, sebagai berikut :
Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Ali Imran :26)
Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendaki-Nya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.(Yusuf :76)
Dalam ayat pertama, terdapat kata malikul mulki yang artinya pemilik kerajaan dan dalam ayat kedua terdapat kata Dienul Malik yang artinya undang-undang raja. Kesimpulan kata Malik, Pemilik dan Raja.
Sudah barang tentu seorang raja pasti memiliki kerajaan dan pemilik kerajaan sudah pasti adalah seorang raja. Allah adalah Maliki Yaumidin. Artinya Dia lah Allah yang merajai dan memiliki hari pembalasan, karena setiap manusia dimintai mempertanggung jawabkan dien Allah yang telah diajarkan kepada manusia.
Allah adalah Malikin-Naas. Artinya, Dia-lah yang merajai dan memiliki manusia. Tidak ada yang patut menjadi raja dan memperbudak manusia kecuali Allah SWT. Dia adalah raja langit dan bumi (Qs.62:1)
Demikian Allah SWT, Dia adalah Raja di dunia dan juga raja di akherat. MAnusia dihadapan Allah SWT, secara umum adalah hamba dan secara khusus adalah khalifah-Nya tidak lebih dari itu. Oleh karena itu, manusia tidak lebih dari sekedar pembawa amanat dari Allah (khalifatullah) untuk memimpin manusia menjadi hamba Nya, menjalankan perintah Nya, membimbing ke arah Ridha Nya dan menegakan keadilan Nya (Qs. 33:72). Berdasarkan hal ini, maka secara riil bahwa manusia harus mewujudkan kekhalifahan Allah (Qs. 24:55) dan menafikan (menolak, menjauhi dan memerangi) segala bentuk kekuasaan, kerajaan, pemerintahan dan kepemimpinan yang tidak dikehendaki Allah.
Allah telah nyata-nyata menggariskan :
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).(Al Maidah :55)
Siapapun dalam kepemimpinannya tidak satu jalur dengan tersebut diatas, maka ia adalah batil. inilah wujud kongkrit dari Tauhid Laa Malika Illallah.
Kesimpulannya, wujud nyata Allah sebagai Malik adalah adanya Mulkiyatullah, yaitu kerajaan Allah dan Khilafah Islamiyah.
selanjutnya
selanjutnya